M E N C E T A K   G E N E R A S I    R A B B A N I   B E R S A M A  YA Y A S A N   A M A N A H 

September 24, 2023 3 Comments

Berawal dari sebuah tawaran untuk mendampingi seorang guru di sebuah lembaga pendidikan anak usia dini, sembari menunggu lowongan pekerjaan yang mana pada saat itu baru saja lulus dari Sekolah Menengah Kejuruan. Tak pernah terlintas sedikit pun dalam pikiranku untuk menjadi seorang guru, karena menurutku menjadi seorang guru haruslah memiliki wawasan yang luas serta mampu menjadi contoh atau teladan bagi muridnya. Tepat memasuki awal tahun ajaran baru pada waktu itu, hari pertamaku mendampingi para malaikat kecil dengan wajah polos nan lugu. Pada saat itu, aku diamanahi untuk menjadi guru pendamping di kelas yang usianya  paling kecil. Hari-hariku diwarnai dengan canda tawa bahkan tangisan sebagian dari mereka.

Setelah dijalani, ternyata menjadi seorang guru tidak seperti apa yang aku bayangkan selama ini. Dimana yang terpatri dalam benakku bahwa menjadi seorang guru harus beginilah, harus begitulah, tapi berbeda jika yang dihadapi adalah anak-anak yang usianya masih terbilang balita. Mereka cukup dimengerti dan diperlakukan dengan lemah lembut. Tak hanya itu, mereka berhak untuk menikmati masa-masa keemasannya dengan bermain dan bereksplor dengan alam sekitarnya.

Tidak hanya menjadi seorang pendidik, pada waktu itu hari – hariku jadi lebih berwarna dengan bertambahnya aktivitas yang aku kerjakan setiap harinya dengan menjadi tukang bersih-bersih di sekolah. Pekerjaan tambahan itu aku terima karena memang pada waktu itu posisi tersebut memang sedang membutuhkan tenaga dan tidak mudah untuk mendapatkan seorang pekerja dalam waktu cepat. Dikarenakan tidak adanya alat transportasi untuk akomodasi kerja setiap harinya, kubulatkan tekad untuk menerima pekerjaan sebagai tukang bersih-bersih tersebut. Memulai hari dengan bangun pagi, membersihkan halaman dan ruangan di sekolah menjadi rutinitas aktivitasku. Bukan sebuah sesuatu yang berat bagiku, karena memang aktivitas tersebut sudah biasa dilakukan di rumah. Selain itu, pekerjaan tersebut sebagai tambahan untukku agar segera menebus ijazahku yang masih tertahan di sekolah karena belum lunas administrasi.

Berjalan selama dua tahun lamanya menjadi tukang bersih-bersih, akhirnya aku melepas pekerjaan tersebut. Bukan karena sudah lelah dan tidak kuat dengan pekerjaan tersebut, tetapi aku sudah memiliki alat transportasi sebagai akomodasi untuk bekerja. Sepeda motor yang kumiliki adalah pemberian dari kakek yang dapat uang arisan kala itu. Mungkin karena kakek merasa iba denganku yang setiap pulang ke rumah mengendarai sepeda ontel yang kupinjam pada bibiku. Yaa, memang sebelum aku dibelikan sepeda motor setiap kali pulang kerumah dua minggu sekali. Bukan karena malas yang mau pulang, tetapi karena jarak rumah ke sekolah yang lumayan jauh apalagi untuk mengendarai sepeda yang membutuhkan waktu kurang lebih satu jam.

Setelah posisi tersebut telah terisi dengan orang lain, aku masih tetap menginap di sekolah karena masih proses belajar mengendarai sepeda motor. Sekitar satu bulan lamanya baru mahir dalam mengendarai sepeda motor. Di tahun itu juga, aku mengambil keputusan untuk melanjutkan belajar dijenjang yang lebih tinggi. Keputusanku untuk kuliah pada saat itu sudah kupikirkan matang-matang. Selain membutuhkan biaya untuk kuliah, saat itu juga membantu perekonomian keluarga dan untuk biaya hidup diri sendiri. Sempat menjadi guru les privat anak TK tapi tidak berlangsung lama. Jarak tempuh yang harus dilalui setiap harinya yang tidak memungkinkan dan kondisi badan sempat drop yang mengharuskan untuk tidak melanjutkan pekerjaan sampingan tersebut. Tidak selang berama lama, pandemi COVID-19 mewabah di Indonesia. Dimana pada waktu itu mengharuskan semua orang untuk menjaga jarak dan keputusan pemerintah untuk BDR (Belajar Dari Rumah). Pada masa pandemi bukan waktu yang mudah, bukan hanya tentang menjaga kesehatan tetapi kegiatan belajar anak-anak menjadi tidak maksimal.

Pandemi COVID-19 mungkin sempat membuat sebagian orang terpuruk, tetapi hidup terus berjalan dan harus dihadapi. Dengan adanya pandemi ini, semua orang jadi lebih sadar akan kesehatan dan menjadi pribadi yang perhatian pada pola hidup sehat. Tidak hanya itu, semua orang dituntut untuk menjadi kreatif khususnya dibidang pendidikan. Hal tersebut dilakukan karena semua proses pembelajaran dilakukan secara Daring, mau tidak mau seorang guru harus membuat video pembelajaran yang inovatif untuk muridnya. Terus belajar menjadikan kami pendidik terbiasa dengan situasi dan kondisi tersebut. Sampai akhirnya pandemi COVID-19 berangsur menurun dan kehidupan pun mulai berlangsung normal seperti biasanya. Sampai akhirnya di tahun 2022 kebijakan untuk jaga jarak telah ditiadakan. Hampir dua tahun lamanya menjalani kehidupan yang harus menjaga jarak dengan orang lain berangsur normal kembali.

Waktu sangat cepat berlalu, tak terasa sudah hampir tujuh tahun aku menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan Amanah. Dimulai dari guru tidak tetap yayasan (GTTY) sampai sekarang menjadi guru tetap yayasan (GTT). Bukan hanya sekedar bekerja, tetapi terjalin sebuah kekeluargaan yang luar biasa. Tidak hanya sebagai rekan kerja, tetapi sudah menjadi keluarga kedua bagiku khususnya di TPA – TBIT PERMATA 2. Mulai dari jaman masih single sampai menikah dan sekarang menjadi ibu dari satu anak kehangatan persaudaraan masih tetap kurasakan. Menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan Amanah Kota Probolinggo yang terjaring dalam Sekolah Islam Terpadu menjadikan diri ini secara tidak langsung pribadi yang lebih baik dari sebelumnya. Bukan hanya sekedar bekerja tetapi mendapatkan pembinaan untuk meningkatkan iman dan taqwa para pegawainya. Sebagaimana yang diketahui, pembinaan tersebut sangatlah bermanfaat bagiku secara pribadi. Ditengah kesibukan dalam mendidik anak-anak dan menyelesaikan administrasi sekolah, pembinaan tersebut berguna untuk merefresh hati dan pikiran agar selalu istiqomah terhadap amalan-amalan sholih yang selalu dikerjakan. Tidak hanya itu, pengurus Yayasan Amanah selalu mengontrol amalan-amalan yaumiyah di lembaga agar tetap senantiasa dilakukan oleh pegawainya.

Bersyukur sampai saat ini masih diberi kesempatan untuk tetap menjadi bagian dari keluarga besar Yayasan Amanah khususnya di TPA – TBIT PERMATA 2. Semoga dengan bertambahnya usia Yayasan Amanah menjadi lebih baik lagi kedepannya dan menjadi barometer pendidikan khususnya di Kota Probolinggo. Tidak hanya itu, semoga bisa memberikan kontribusi yang terbaik khususnya di lembaga. Secara pribadi, semoga selalu memberikan yang terbaik selama menjadi bagian dari keluarga Yayasan Amanah yang tergabung dalam jaringan Sekolah Islam Terpadu. Yayasan Amanah Kota Probolinggo tetap jaya demi menyongsong peradaban bangsa. Mendidik anak Indonesia dengan akhlah mulia dan menjadikan mereka sebagai generasi rabbani.

 

BIODATA PENULIS

Namaku Ismawati , lahir di  Probolinggo 26 tahun yang lalu. Tepat 12 November 2023 nanti usiaku genap 26 tahun. Prinsip hidupku hanya ingin menjadi manusia yang bermanfaat untuk orang-orang disekitarku serta ingin mengabdikan hidupku di jalan dakwah. Bersama dengan Yayasan Amanah Kota Probolinggo mencetak generasi rabbani yang berakhlak mulia.

 

I s m a – @ismaa97_

Akun YouTube TPA – TBIT PERMATA 2 https://youtu.be/rkNdmvdaIXE?si=s4VT0A5Y0XGEEiEo

 

 

 

 

 

 

 

 

2 Reviews

pharmacy online
https://buyviagraonlinet.com/
1

canadian pharmacies-247

What i do not realize is actually how you are no longer really a lot more well-preferred than you might be right now. You are very intelligent. You understand therefore significantly in terms of this subject, produced me in my view imagine it from numerous varied angles. Its like women and men are not fascinated except it is something to accomplish with Girl gaga! Your individual stuffs excellent. At all times handle it up!

1

Write a Review

3 thoughts on “M E N C E T A K   G E N E R A S I    R A B B A N I   B E R S A M A  YA Y A S A N   A M A N A H ”

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *