PERJALANAN ISTIMEWA DI PERMATA

September 24, 2023 3 Comments

 

SIT Permata…

Aku mengenal Permata ketika menyekolahkan anak-anakku disana. Banyak pilihan sekolah islami waktu itu, namun entah mengapa hatiku terasa  mantab untuk menyekolahkan mereka disini. Padahal aku sendiri masih awam dengan lingkungan Kota Probolinggo, apalagi dengan sekolah yang aku percaya untuk merawat anak-anakku.

Oktober 2016, entah di tanggal berapa saat itu, aku mulai menginjakkan kaki di sebuah lembaga yang menurutku lembaga ini seperti sebuah pondok pesantren, namun tidak ada ma’had di dalamnya. Aku pernah mengajar di sebuah pondok pesantren selama 6 tahun, namun yang aku amati saat ini, jauh berbeda. Cara berpenampilan, akhlaknya, Maasyaallah…sungguh melebihi pesantren yang aku tempati waktu itu.

”Assalamualaikum, saya Bu Nurul, selamat bergabung ya di Permata…” sosok tegas dan berwibawa di depanku ini menyapaku dengan lembut namun penuh kharisma. Ya, beliau adalah Kepala sekolah SDIT Permata. SDIT Permata dan SMP IT Permata waktu itu masih satu lokasi. Kami berdampingan untuk mengajarkan ilmu untuk permata-permata yang telah dititipkan ayah bunda mereka. “Waalaikumsalam wrwb… Inggih bu, perkenalkan saya Fitry yang insyaalah akan mengajar di SMP IT nya,” ucapku waktu itu. Obrolan demi obrolan mengalir begitu saja. Setelah itu aku diajak oleh Ibu Ratna Nur Firdaus untuk langsung menuju SMP IT Permata.

“Bu fitry ya… Perkenalkan saya Pak Afif, Kepala Sekolah SMP IT Permata.” Ujar beliau waktu itu. Nah, sekarang saya melihat sosok yang begitu luwes, lembut dan bersahaja. Seperti saya sedang bercakap-cakap dengan tetangga saya, gayanya hampir sama. Aku adalah orang Mojokerto yang tinggal di Probolinggo. Kami dipersilahkan untuk masuk ke ruang tamu sekolah dan Ibu Ratna mulai berbincang-bincang dengan Pak Afif serta  menugaskanku di SMP ini.

 

Hari Pertama…

Kesan yang aku dapatkan saat itu adalah, anak-anak yang begitu luar biasa dengan gaya mereka yang sopan santun serta sangat dekat terhadap guru. Ketika pertama kali masuk dalam sebuah ruangan, ada yang berbeda, dari cara memandang mereka, ada juga yang berbisik-bisik seolah membiacarakan tentangku. Reflek kumelihat cara berpakaianku, aku rasa tidak ada yang salah. Jilbabku sudah panjang, bajuku batik dan rok, seperti guru pada umumnya. Apa kira-kira yang salah…??

“Bu, perkenalan dong…” Salah satu murid memulai percakapan.

Aku memulai perkenalan, dan satu persatu bertanya layaknya murid bersama guru baru mereka. Kemudian, ada satu pernyataan terlontar, “Oh ini toh pengganti Bu Wiwik….” Seperti nada yang kurang suka.

Aku adalah seorang guru baru dengan tugas yang memang menurutku langsung mendapatkan amanah yang mungkin guru baru lainnya belum saatnya untuk mendapatkan, yaitu seorang Walikelas 9B. Kelas 9B adalah kelas yang istimewa karena mereka adalah angkatan pertama, mereka bersama selama 13 tahun jika tidak berpindah sekolah. Sebelumnya walikelasnya adalah Bu Wiwik. Sepertinya beliau adalah kebanggan semua murid. Dan beberapa murid ada yang merasa kesal karena posisi guru yang mereka kagumi telah digantikan sosok baru seperti saya. Namun ini adalah tantangan untukku, bagiku itu bukanlah sesuatu yang sulit, apalagi tidak semua murid tidak menyukaiku. Hanya ada beberapa saja yang memang sudah sangat dekat.

Beberapa hari berlalu dan aku mempunyai beberapa teman baru, mereka bernama Bu Ajeng, yang telah dahulu beberapa bulan mengajar di SD IT dan dipindahkan ke SMP IT. Selang satu bulan lagi, ada juga bu Elly dan Bu Feni yang baru masuk untuk mengajar di SMP IT. Kedisiplinan di sekolah ini sangat aku sukai, ketika aku melihat Bu Febri, seorang guru Bahasa Inggris dan Kesiswaan yang sangat tegas, berusaha mengingatkan anak-anak untuk sholat tepat waktu di selasar lantai 1.

Dan yang lebih membuat aku kaget adalah banyak sekali kegiatan yang dilakukan oleh sekolah ini. Mabit, Malam Bina Insan dan Taqwa, adalah sebutan kegiatan yang melibatkan siswa dan guru serta walikelas untuk menginap satu malam di Sekolah  dengan tujuan mengasah ilmu Agama, Murojaah, menambah hafalan, dan lain-lain. Aku sungguh sangat kesulitan mengatur waktu kala itu, karena masih mempunyai 2 orang anak yang masih kecil, sedangkan suamiku ditugaskan shift oleh pabriknya. Sedangkan aku tidak mempunyai keluarga sama sekali disini. Tetapi Alhamdulillah, ada saja jalan baik yang diberikan oleh Allah untuk menolongku.

Beberapa Tahun kemudian…

Tahun demi tahun aku jalani. Guru demi guru silih berganti keluar masuk. Guru-guru lama, seperti, Bu Febri, Bu Lina, Pak Iskandar, Pak Suhud, Pak Rizky, sudah tidak bisa bertahan, digantikan oleh guru baru yang lebih fresh. Sekolah SMP IT Permata dengan kegiatan yang beragam, seperti Safari Qur’an, Wisata Dakwah, OSAKA, Muqoyyam, yang kesemuanya melibatkan masyarakat, telah berhasil membawa anak didik kami menjadi anak-anak yang berbudi pekerti luhur dengan menjadikan mereka lulusan yang mandiri dan selalu menjadi murid angkatan terbaik dimanapun mereka berada.

Gemblengan dan didikan yang luar biasa membuat nama SMP IT Permata semakin terkenal. Prestasi-prestasi yang telah mereka torehkan juga tidak main-main karena setiap ada event perlombaan, kami selalu mengikutinya dan berhasil menyabet juara.

Kesedihan…

Tahun 2018 April

Seperti biasa, SMP IT Permata mengadakan Mabit, gedung SMP IT sudah berada di gedung sebelahnya. Waktu itu tema mabit  adalah Penambahan Hafalan atau Tahfidz serta memotivasi siswa agar tetap menambah hafalan dirumah. Jadwal dan panitia sudah ditentukan lama, dan masing-masing dari kami sudah mempunyai tupoksi. Kebetulan waktu itu, suami masuk shift pagi, sehingga bisa menemani anak-anakku dirumah, dan aku menginap di sekolah. Bu Feni, adalah sosok teman yang paling semangat, apalagi jika ditugaskan dalam sie konsumsi, seakan dia bisa menangani semuanya. Dalam acara mabit kali ini beliau bertugas menangani konsumsi siswa dari snack , minuman dan makan malam. Saat itu memang kondisinya sedang tidak fit, namun beliau tetap kuat dan semangat , sampai pada malam harinya setelah makan malam, dan seluruh siswa telah menyelesaikan sholat isya berjamaah, beliau duduk dengan memandangku dan teman-teman yang lain yang saat itu ikut duduk menemani siswa Murojaah. Beliau memandang dengan tatapan kosong dengan tersenyum, entah apa artinya itu. Keesokan harinya, siswa mengikuti acara senam pagi, sarapan, Murojaah sebentar setelah itu pulang.

Hari selanjutnya, kami masuk sekolah dan mengajar siswa seperti biasa. Namun aku melihat teman sebangkuku sepertinya kurang sehat.  “Bu Fen, kok kelihatan pucat, agi ngga enak badan tah, kalau kurang sehat istirahat saja dulu,” Kataku waktu itu. “Ah ngga apa-apa, biasalah cuma kurang tidur aja, nyalakan kipas itu bu fit, kok sumuk ya..” bilangnya sambil menujuk kipas yang ada di depan kami. Kunyalakan kipas, sambil coba kupijat badannya. “Kayaknya aku pulang aja ya, kok makin lemes,” ujarnya sambil merapikan barangnya di bangku.

Selang 2 hari kemudian, pukul 7 malam, notifikasi wa grup berbunyi…  Innalillahiwainailaihirojiun, telah berpulang saudara kita Bu Feni ke PangkuanNYa. Seketika dunia seperti gelap, dan dada terasa sesak, saat itu juga aku pergi kerumahnya dan aku melihat beliau sudah terbujur kaku dengan berselimutkan kain sewek diatasnya dan tubuh besarnya memenuhi kursi bambu.

 

Hambatan…

Perkiraan akhir tahun 2019, tahun yang sangat dibenci oleh semua orang, karena saat itulah dimulai Pandemi Covid 19 yang mengharuskan semua orang untuk beraktivitas dirumah. Virus yang sangat mematikan bisa menyerang siapapun. Kondisi seperti ini memaksa Lembaga untuk memutar otak agar bagaimana siswa tetap bisa mendapatkan hak mereka , sedangkan pemerintah melarang untuk belajar di sekolah. Guru-guru dipaksa untuk menciptakan berbagai inovasi untuk memudahkan siswa belajar. Di saat itu pula di tahun 2020, COVID 19 belum selesai dan kami kehilangan Bapak Kepala Sekolah kami tercinta, karena beliau telah terpilih menjadi Abdi Negara, seharusnya kami bangga, namun disaat itu kami masih membuatuhkan sosok pemimpin yang luar biasa seperti beliau. Tapi apalah daya, kami tidak bisa memaksakan. Akhirnya kepemimpinan beralih ke Pak Yuldal, sosok yang sangat pintar dan mengayomi setiap guru.

 

 

Perjalanan  Baru Dimulai…

Alhamdulillah semua berjalan lancar, namun selang beberapa bulan, karena adanya suatu hal, kepemimpinan berganti lagi. Aku masih ingat waktu itu hari Selasa, dan dari pihak Yayasan mengundangku untuk berbicara empat mata. Apa yang tidak aku sangka, dan serasa dunia berada di pundakku. Ya, kepemimpinan itu beralih kepadaku. Entah apa yang harus aku katakan dan aa yang harus aku lakukan. Dengan kondisi Covid 19 dan mulai banyak persaingan di dunia pendidikan, terkadang aku merasa mamang, ragu, bisakah aku melanjutkan…

Insyaallah dengan dukungan Yayasan, teman-teman guru serta yang tidak kalah penting adalah keluargaku, aku yakin akan mampu  melaksanakan amanah ini dengan baik.

Memang tidak semudah itu, tantangan demi tantangan aku hadapi, harapanku cuma satu, SIT Permata pantas untuk maju, pantas untuk menjadi yang terbaik. Karena aku yakin, Allah tidak akan pernah salah menaruh kepercayaan dalam pundak hamba-Nya.

SMP IT Permata adalah SMP IT yang terkenal dengan akhlakul kharimahnya, kemandirian siswanya, budi pekerti luhurnya.  Jayalah selalu SMP IT Permataku, kita jadikan para pejuang Rabbani yang terampil, Islami yang tangguh. Majulah selalu SIT permata

 

BIODATA PENULIS

 

S

 

 

 

 

 

 

2 Reviews

ok
ok
5

ok

ok

5

Menarik untuk terus dibaca sampai akhir...

Write a Review

3 thoughts on “PERJALANAN ISTIMEWA DI PERMATA”

  1. Ya allah,,, sedih bacanya bu fit karena di tulisan ini menceritakan salah satu teman baik kuta yg masya allah,, tidak ada yang abadi di dunia ini dan semua harus tetap berjalan,, semangat terus untuk memajukan SMPIT permata bu fitri

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *