Melihat Kelebihan Mereka, Seharusnya Kita Istighfar

September 23, 2023 34 Comments

Sebut saja Putra. Seorang anak laki laki kelas 2. Ketika jam mengaji bersama saya, nyaris tidak bisa diam. Ngobrol terus. Bermain-main.

Awalnya dibenak saya mengatakan, “Namanya juga masih kelas 2, masih era nya anak bermain-main”. Namun, sebagai manusia biasa kadang saya juga tidak bisa menahan perasaan.

Suatu saat saya panggil dia karena kata orang jawa ‘umek ae’. “Kamu dari tadi guyon saja. Sekarang baca setoran hafalanmu ayat ini!” ujar saya dengan nada agak tegas. Subhanallah, saya lihat matanya berair. Dia menangis.

Sebenarnya saya kawatir, tindakan saya itu membuat dia jera tidak mau mengaji bersama saya lagi. Subhanallah¸ternyata sebaliknya. Ketika mengaji dengan ustadz yang lain, justru dia merasa kurang nyaman. “Enakan ngaji sama ustadz Haris” begitu cerita dia kepada orang lain. Loh..

Itu adalah sepenggal cerita ketika saya diberi amanah mengajar di SD IT Permata kampus 1. Tentunya masih banyak cerita yang lain, ada cerita positif juga negatif. Semua itu membuat saya muhasabah. Mencari kekurangan saya, dan mencari bagaimana solusi nya. Apalagi saya termasuk guru baru di bawah naungan SIT Permata Kota Probolinggo.

Singkat cerita, setelah sekitar empat bulan bertugas di kampus Jl Ikan Tongkol, qodarullah saya dipindahtugaskan ke Kampus 2. Awalnya saya kaget karena dipindah. Namun, lalu saya berpikir bahwa rolling guru itu sudah wajar sebagai bagian dari dinamisasi.

“Jika kemarin anak kelas 1,2,3 manja, rame, mudah menangis, harus ekstra sabar. Sekarang saya akan bertemu kelas 4,5,6 yang lebih gede, tidak manja lagi, mudah mengaturnya” sejenak saya terbayang demikian. Berarti saya akan menghadapi suasana baru.

SD IT Permata Kampus 2 tempat saya mengajar sekarang

Namun ternyata, saya benar-benar akan masuk ke dalam sesuatu yang baru. Yang tidak pernah saya alami sebelumya, bahkan tidak pernah terbersit di benak saya. Apa itu? Di kampus belakang stadion ini saya diberi amanah untuk mengajar Al Qur’an untuk mereka yang berstatus Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (PDBK). Seperti diketahui, SIT Permata Kota Probolinggo juga menerima PDBK.

Saya heran, saya kaget, saya bingung, dan sejuta pertanyaan lalu muncul di benak saya. Mereka siapa? Apa kekurangan mereka? Bagaimana cara mengajar mereka? Mengapa saya yang ditunjuk? Bukankah saya tidak pernah bersentuhan dengan PDBK? Apakah saya bisa menjalankan amanah ini?

Ditengah sejuta pertanyaan tersebut, lalu saya kembalikan lagi dalam prinsip hidup ini. “Semua yang ada di alam ini adalah atas kehendak Allah. Kita hambaNya hanyalah berperan sebagai aktor yang harus menjalankan skenario Sang Maha Bijaksana” begitu kurang lebih di benak saya.

Maka saya pun mulai menerima amanah ini. Membuang seribu alasan penolakan. Dan merubah pola pikir, dengan berprasangka baik kepada Allah. “Jika saya dipilih, bisa jadi saya dianggap mampu oleh Allah” demikian tekad saya.

Saya mulai mencari info tentang PDBK ini. Mulai dengan bertanya kepada guru-guru yang memang spesialis mengajar PDBK. Dari para guru ini, sedikit demi sedikit saya mulai faham, siapa mereka PDBK ini.

Pertanyaan kedua dalam benak saya adalah, bagaimana cara mengajar mereka? Bagaimana target pembelajarannya? Dan lain sebagainya. Namun sayang, untuk pertanyaan-pertanyaan ini saya merasa kurang mendapat jawaban yang memuaskan dari para guru yang saya ajak tukar pendapat.

Meskipun demikian saya bertekad, saya harus memulai dan berjalan. Dan saya yakin insyaa Allah nanti akan ada jalan, akan ada ilmu, ada hikmah, akan ada pertolongan.

Bismillah, hari pertama saya mulai mengajar.

Masuk kelompok mengaji pertama. Saya duduk diantara mereka. Mereka menatap saya, mungkin heran. “Ini ustadz baru?” begitu saya menerka keheranan mereka. Namun saya tidak mau larut dalam situasi ini. Saya pun memulai proses pembelajaran dengan mengucapkan salam, lalu membaca doa bersama.

Satu per satu saya perhatikan mereka. Ada yang menurut saya tidak ada bedanya dengan anak yang bukan PDBK, mereka diam dan patuh pada perintah. Ada lagi, anak yang tidak bisa diam. Dia terus bergerak. Namun dia hanya menggerakkan anggota tubuh, tidak beranjak dari tempat duduk. Anak ini tidak bisa fokus. Lalu saya pun membuat catatan khusus untuk anak yang satu ini. Sambil lalu, saya lanjut mengajar sesuai dengan proses seperti biasanya.

Lalu saya masuk ke kelompok kedua. Seperti di kelompok pertama, mereka juga memasang rasa heran dalam menatap saya. Tanpa canggung, saya menyapa dengan salam lalu memperkenalkan diri.

Di kelompok kedua ini, subhanallah saya menemukan keadaan baru lagi. Ada anak yang selain berkebutuhan khusus, dia juga memiliki sifat yang lembut atau mellow. Dan juga karakter yang lainnya.

Saya bersama diantara anak anak spesial itu

Kemudian saya masuk ke kelompok ketiga.

Subhanallah, jika rata rata hanya empat anak per kelompok. Di kelompok ketiga ini ada tujuh anak. Jika yang terdiri dari empat anak saja tingkah laku nya sudah bermacam-macam, maka untuk tujuh anak ini lebih heboh lagi.

Bisa jadi, faktor usia juga mempengaruhi. Kelompok ketiga ini secara usia dan mental lebih matang dibanding dua kelompok sebelumnya. Misalnya, mereka lebih asik ketika ngobrol dengan sesama tanpa rasa canggung walaupun ada saya sebagai guru di depan mereka.

Namun karena tekad saya pada hari pertama adalah orientasi, maka saya cenderung membiarkan mereka dengan kehebohannya. Sambil saya memperhatikan satu per satu karakter masing-masing anak.

Alhamdulillah, hari pertama selesai. Dari ketiga kelompok ini, saya sudah memiliki catatan singkat untuk masing-masing anak. Dari catatan saya ini, kemudian saya cross check kepada guru PDBK yang biasa menangani mereka.

Lalu saya pun diberi catatan. Diantaranya kepada saya dijelaskan. Bahwa si anak ini tuna ini, si anak itu tuna ini, dan seterusnya. Masya Allah saya mendapat ilmu baru. “Ternyata macam-macam tuna itu banyak yaa. Tidak semua dibilang autis” gumam saya sambil senyum sendiri.

Seiring dengan seringnya berinteraksi dengan mereka, saya semakin mengenal karakter mereka. Dan saat itu lah saya menemukan sesuatu. Yakni, salah satu kebesaran dari Dzat Yang Maha Pengasih dan Penyayang.

Jika kita melihat mereka dilahirkan dengan kekurangan. Maka sesungguhnya dibalik itu, Allah anugerahkan kepada mereka kelebihan.

Diantaranya, sebut saja si Fulan. Perempuan ini menyandang tuna grahita, yang kurang lebih maknanya adalah ketunaan yang memiliki kemampuan intelektual berada di bawah rata-rata secara umum.

Mengajari Fulan membaca Al Qur’an, harus pelan-pelan. Dia masih sampai Jilid 3, dari 6 jilid dalam metode Ummi. Apa yang diajarkan hari ini, bisa jadi besok harus diulang lagi. Contoh, “Ini adalah ciri bacaan panjang, dan itu harus dibaca pendek”. Materi ini yang harus diulang-ulang sebelum dia membaca, agar materinya bisa diaplikasikan.

Bersabar dalam mengajari dia membaca, namun ternyata kita harus bersyukur dengan hafalannya. Betapa tidak? Setiap hari dia setoran ayat baru. Minimal tiga baris.

Yang menjadi pertanyaan, darimana mana dia bisa menghafal ayat itu? Bukankah dia masih Jilid 3? Jilid yang masih mempelajari bacaan panjang pendek, belum ada materi tasydid, cara waqof, bacaan dengung, bacaan mantul dan sebagainya. Lantas darimana dia kok bisa menghafal dengan lancar?

Masya Allah, saya kagum dengan kelebihannya ini. Kenapa? Biasanya, anak-anak setelah setoran itu apa yang dihafal kurang terjaga. Namun si Fulan ini, hafalan yang telah lalu tetap menancap di benaknya. Saya tes hafalan yang lama, masya Allah dia masih ingat.

Bahkan dia saya ikutkan tasmi’ juz 30. Setoran satu juz sekali duduk. Alhamdulillah dia lulus. Padahal, selama mengaji bersama saya tidak pernah murojaah juz 30. Dan satu lagi, saat itu di jenjang nya masih sekitar 15 anak yang sudah tuntas dan tasmi’ juz 30. Masya Allah, dia selangkah lebih maju dari kebanyakan anak reguler.

Lain dengan Fulan, lain pula dengan Alan. Sebut saja begitu, laki-laki yang menyandang autis ini. Alan merupakan kakak kelas Fulan, dan masih berada di jilid 5. Artinya dia juga belum sampai ke Al Qur’an level membacanya.

Alan juga memiliki kemampuan hafalan yang luar biasa. Bahkan selama dengan saya, dia sehari bisa langsung setor satu halaman Al Qur’an. Pertanyaannya, sanggupkah kita yang Allah berikan kelebihan ini bisa menghafal Al Qur’an satu halaman dalam sehari???

Saya pun istighfar. Saya yang sudah bisa membaca Al Qur’an jauh lebih lancar dari Alan, belum bisa menghafal satu halaman. Astaghfirullah… malu rasanya diri ini melihat Alan.

Dan lebih menakjubkan lagi. Katika Alan setor hafalan, dia membaca ayat-ayat Allah itu dengan lancar, meskipun dia tolah-toleh. Badannya santai, tidak menunjukkan sikap orang serius dan tegang. Bahkan jarinya kadang sambl bermain-main. Hafalannya tegak, layaknya kita membaca Al Fatihah.

Bahkan, dia pernah setor hafalan surat Al Mursalat sekali duduk. Surat yang isinya satu setengah halaman. Besok nya setor Al Insan (dua halaman). Besoknya lagi setor Al Qiyamah, (satu halaman). Mari kita hitung, berapa halaman selama tiga hari itu? Sekali lagi, bisakah kita menghafal seperti dia?

Semua itu dia baca dengan santai. Tanpa terbata-bata. Ayat demi ayat terus bersambung. Hanya satu dua ayat yang kadang-kadang. Sekali lagi, kadang-kadang, saya perbaiki karena salah baca. Atau sedikit lupa. Masya Allah luar biasa.

Kok saya jauh kemampuan menghafalnya dibanding dia?” gumam saya sambil memuji kebesaran Allah atas karuniaNya kepada Alan. Saya instrospeksi.

Dari dua anak yang berkebutuhan khusus ini, ada banyak hikmah yang bisa kita ambil. Bisa jadi kita kurang bersyukur. Tidak memaksimalkan karunia yang diberikan Allah. Astaghfirullah..

Allah sudah beri kita banyak kemampuan, dibanding mereka. Tapi mengapa mereka bisa selangkah lebih maju daripada kita? Bisa jadi, ini salah satu hikmah mengapa SIT Permata Kota Probolinggo menerima PDBK.

Dibalik Allah memberikan kekurangan kepada mereka, ternyata Allah karuniakan mereka kelebihan. Dan kelebihan ini sulit kita jangkau. Padahal (atas ijin Allah) kita memiliki apa yang mereka tidak miliki.

Oleh karena itu, Melihat Kelebihan Mereka, Seharusnya Kita Istighfar

(sebuah tulisan hasil muhasabah saya. Semoga bermanfaat)

BIODATA PENULIS

Saya biasa dipanggil HARIS. Atau teman-teman panahan saya di Malang biasa memangil saya Haris RAH. RAH adalah kependekan dari Rizqi Al Hijrah, sebuah nama pemberian dari Allah setelah kami hijrah.

Nama lengkap saya Marzuqi Abdul Haris. Saya sekarang tinggal di Desa Tegal Rejo. Tepatnya, di belakang masjid (belmas) blok krajan no 41. Sebuah desa yang masuk Kecamatan Dringu di Kabupaten Probolinggo.

Bergabung di SD IT Permata, sejak Agustus 2022 sebagai Guru Al Qur’an. Meskipun sudah bersertifikasi Guru Al Quran metode Ummi, saya masih butuh banyak belajar lagi.

Aktifitas saya selain Mengajar Membaca Al Quran dengan Metode Ummi di SD IT Permata, saya juga ikut panahan horsebow. Diantaranya masuk di Permata Archery, klub panahan horsebow yang dilahirkan dan bernaung di bawah SD IT Permata.

Email : jqharisjq@gmail.com

 

 

20 Reviews

Wira
1

Inspiratif

Masya Allah suatu hal yang sangat luar biasa diperjuangkan Ustadz Haris, semoga menjadi ladang pahala dan semog kelak anak anak SD IT menjadi generasi penerus yang bertaqwa dan intelektual, lanjutkan Pak Ustadz insya Allah selalu semangat

Abrisam
5

Pak hariiìiiissss Mengingatkan saya akan keberadaan anak2 ini di antara kita Anak2 hebat Anak2 kuat Di tengah2 masyarakat yg semakin subhanallah Semoga Allah menguatkan anak2 kita Memperjuangkan semaksimal mungkin dengan perjuangan yang terbaik Matur suwun tulisan nya Sindiran sekaligus pengingat bahwa kita harus selalu bersyukur

Rajata
5

Masyaa Allah Harus berkeluh kesah seperti apa lagi kita kepada Allah Sang Maha Pencipta alam semesta Masihkah kita tdk bersyukur atas apa yg di berikan kepada kita Sungguh malu saya sebagai seorang hamba dengan anak2 yang luar biasa ini Jazakumullohu khoir ustadz sudah mengingat kan kita lewat tulisan nya Semoga Allah mempermudah urusan ustadz semua Aamiin

Binti Dayat
1

Subhanallah dengan ini kita belajar. Kita tidak boleh meremehkan orang. Hanya karena meliht org dg kekurangan, bukan berti utk di remehkan. Liatlah diri sendiri. Apa kita sdh lbh baek dr mereka yg kita remehkan? Trimakasih tulisannya. Semoga barokah ilmunya

Weiraa
5

Bismillah... Selamat datang di dunia pendidikan ustadz.. Semakin kita masuk ke dalam suatu bidang pekerjaan Semakin kita tahu, ternyata karunia Allah itu begitu luas Semoga Allah tetap menjaga hati dari para asatidz sdit permata Untuk senantiasa ikhlas menjalankan peran nya Insyaa Allah tidak ada proses yg sia sia Semoga Allah ridho kepada asatidz semua Aamiin

Alief Sofyan
5

Masha Allah, semangat terus ya untuk semua anak-anak istimewa. Semoga kelak menjadi apa yang dicita-citakan. Aamiin. Semangatnya truss's...

temannya Abdillah
5

jika seorang guru sudah menemukan kelebihan muridnya. maka dengan ijin Allah dia akan mudah untuk mengoptimalkannya. dengan begini sudah tidak menghiraukan lg kekurangan muridnya. semangatlah terus untuk berbuat baik. semoga ilmunya barokah

Azis
1

Cuma bisa berkata kata Masyaa Allah Tabarokallah Barokallahu fiiki ustadz... Anak anak ABK memang di beri kekurangan di satu sisi Di satu sisi Allah memberi kelebihan Siapkan jiwa Siapkan raga Terus gali potensi anak2 ini Insyaa Allah ustadz akan menemukan keunikan yg lain Yang Allah ciptakan untuk mereka

Firza
5

Masyaa Allah Tabarokallahu fiik Pengalaman saya Hafalan itu memang membutuhkan yg ekstra2 Ekstra sabar Ekstra menyisihkan waktu Ekstra menahan godaan Ekstra semua nya Masyaa Allah anak2 ini Allah memberikan kemudahan di hafalan nya Kita patut apresiasi untuk anak nya, orang tua nya dan juga para guru2 nya Semoga Allah meridhoi semua nya Tetap semangat membersamai anak2 nggih ustadz...

Ummu Gibran
sekolahpermata.com
5

Anak ABK permata syurga bagi orang tua

MaashaAllah artikel yang sangat bermanfaat,. jazakallah khairan ustadz hariz untuk tulisan yang sangat bermanfaat ini..semoga menjadi ladang pahala bagi ustadz ustadzah SIT Permata yang dengan ikhlas dan sabar dalam mendidik anak2 ABK.. Barakallah fii kum

Write a Review

34 thoughts on “Melihat Kelebihan Mereka, Seharusnya Kita Istighfar”

  1. Masyaa Allah
    Barokallahu fiikum ustadz
    semoga Allah menjaga hati para asatidz Sdit Permata untuk mengajar anak2 generasi z yang semakin hari semakin masyaa Allah pinter nya.
    tambah ditingkatkan sabar nya, tambah istiqomah dalam mengajar Alquran
    Wa Kaffa Billahi Syahiidah

  2. Mereka(PDBK) adalah anak anak yang secara tidak sadar seringkali mengajari kita. Dari mereka kita dilatih lebih bersabar. Kita yg niatnya mengajari mereka justru kita sebenarnya yg belajar dr mereka.
    Alhamdulillaah saya juga diamanahin 5 anak PDBK yang kurang lebih sama dengan kisah pak Haris.
    Tetap semangat pak Haris
    Tetap jaga niat
    Dan jangan ketinggalan istighfar nya yaaa

  3. Masyaallah, sebuah artikel yang sangat bermanfaat, semoga bisa menjadi pelajaran bagi pembaca untuk bisa memperbaiki diri.

  4. tetap semangat ustadz. boleh melihat hasil. tapi yg paling penting terus berusaha, memberikan yang terbaik. terus perbaiki niat. berdoa tanpa putus.
    semoga Allah ridho. untuk semua guru AlQuran

  5. Allah berikan kita fisik yg baik, namun belum mampu mensyukuri dengan mempelajari kalam Nya. Melihat mereka yg “luar biasa” harusnya sudah mampu membuat kita malu dg kemampuan yg mereka miliki. Semoga Allaah mudahkan kita untuk senantiasa ta’limul Qur’an. Aamiin

  6. Terima kasih yang tak terhingga kepada para pengajar Al Qur’an salah satunya Ustadz Haris yang telah memberikan cahaya dan bimbingan rohani kepada anak-anak yang berkebutuhan khusus. Ustadz adalah pahlawan sejati yang telah mendukung perkembangan mereka dengan kesabaran, empati, dan dedikasi.

    Ustadz tidak hanya mengajarkan Al Qur’an, tetapi juga membantu para orang tua dalam menciptakan lingkungan inklusif yang membuat anak-anak merasa diterima. Kerja keras Ustadz dalam memastikan bahwa mereka memiliki kesempatan yang sama untuk merasakan keindahan Al Qur’an sesuai dengan potensi mereka.

    Semoga Allah membalas kebaikan ustadz dan semoga keberkahan selalu menyertai perjalanan ustadz dalam membimbing anak-anak menuju pemahaman dan cinta yang lebih dalam terhadap ajaran-Nya.

  7. Terima kasih tak terhingga kepada para pengajar Al Qur’an yang luar biasa.
    Dengan sabar, empati, dan dedikasi ustadz, ustadz telah membantu menyadarkan banyak pikiran tentang meraih pencapaian yang terlihat mustahil.

    Semoga Allah merahmati ustadz dengan kesehatan, kebahagiaan, dan kesuksesan dalam upaya ustadz untuk membimbing anak-anak dengan tantangan khusus ini.

  8. bener banget mas haris. kita ndak bisa meremehkan anak anak yang secara dhohir seperti punya kekurangan. padahal meraka Allah beri banyak kelebihan.

    masyaAllah mas. semoga anak kami juga di mudahkan menjadi penghafal quran. barokallah

  9. saya ingin mengatakan bahwa ini adalah inisiatif yang sangat luar biasa. Pengajar yang peduli dan berdedikasi berperan penting dalam memastikan bahwa anak-anak berkebutuhan khusus juga memiliki akses yang setara terhadap ajaran agama mereka. Artikel ini mengingatkan kita tentang pentingnya inklusi dalam pendidikan agama, dan saya berharap upaya ini dapat menginspirasi lebih banyak orang untuk mendukung dan terlibat dalam pekerjaan ini.

  10. MasyaAllah…. Tabarakallah ust. Haris semoga lelah ust. Menjadi Lillah….
    Insyaallah setiap kita berupaya membantu PDBK dengan keterbatasan yang kita punya maka Allah akan membuka kemudahan2 untuk kita bisa mengajar dan mendidiknya…..
    Tetap semangat jangan pernah menyerah….

  11. Masyaallah,…
    Barakallah…
    Sebuah artikel yang sangat menginspirasi & semoga bermanfaat bagi khalayak umum & terkhusus di dunia pendidikan di Indonesia.
    Semoga juga bisa menjadi pelajaran bagi kita semua untuk dapat kiranya instrospeksi diri serta memperbaiki untuk lebih baik lagi kedepannya nanti.

  12. Masha ALLAH… membutuhkan tenaga, kesabaran, dan keikhlasan yang berlebih dlm memdidik anak2 yg istimewa ini, semoga ALLAH memberikan kesabaran, kesehatan ustad haris agar bisa selalu membersamai anak2…
    Baarakallahu fiik

  13. Jazakallah khairan tulisan yang sangat bermanfaat ini,. semoga Allah mempermudah langkah ustadz ustadzah SIT Permata dalam mendidik anak2 berkebutuhan khusus dan menjadikan ladang pahala ketika di akhirat kelak..aamiin

  14. Ustadz….
    Barokallahu fiik
    Tulisan ini adalah salah satu bentuk apresiasi buat anak2 ABK
    Semoga Allah meridhoi semua usaha, pelajaran yg ustadz berikan kepada anak anak ABK
    Semoga menjadi amal jariyah ustadz dan asatidz semua di SDIT PERMATA

  15. Segala usaha tidaklah akan sia sia selama kita bisa istiqomah, jangan pantang menyerah apapun kondisi dan keadaannya.tetap semangat jangan pantang menyerah apapun kondisi dan keadaannya

  16. Dengan Kisah diatas, seharusnya bagi kita untuk senantiasa kukuh dalam menjaga adab, secara dhohir maupun batin, karena kita menyadari tak ada satupun insan yang sempurna, jangan sampai dengan kelebihan “fisik” yang kita miliki. Kita dengan gampangnya meremehkan bahkan mencaci mereka, karena kita tak tau siapa nanti di sisi Allah yang derajatnya lebih tinggi, bisa jadi orang yang kita pandang sebelah mata itu mempunyai Maqom/Derajat yang lebih tinggi daripada kita. Astaghfirullah Al ‘Adhim. Wallahu A’lam.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *